Menurut data statistik di Asia, memang negera Indonesia yang masih sangat kecil pemahamannya mengenai pentingnya proteksi. Tidak seperti negara-negara lain seperti Jepang misalnya, yang rata-rata 1 jiwa memiliki minimal 6 polis. Begitupun negara tetangga kita Malaysia dan Singapura.
Kesadaran berasuransi sudah tidak perlu ditawar-tawarkan lagi. Selayaknya kesadaran akan hal ini sudah menjadi bagian kebutuhan hidup.
Indonesia negara yang kaya raya akan sumber alamnya. Tapi perlu diterima juga sumber daya manusianya belum memiliki pemahaman yang merata di segala bidang. Khususnya di bidang keuangan, masih minim sekali pemahamannya.
Itulah pentingnya tugas kita sebagai agen asuransi yang profesional untuk memberikan edukasi yang benar akan pentingnya memiliki perencanaan keuangan yang tepat untuk keluarga Indonesia. Jika terjadi resiko hidup, tidak akan menyusahkan keluarga dan sodara untuk mengatasi bencana keuangan.
Kita tentu setuju Sakit Kritis itu hal yang serius. Bahwa tiap orang di dunia 70% akan kena sakit kritis! Di Indonesia 90% akan kena Sakit Kritis! Ini dari data WHO. Dalam setiap keluarga pasti ada angotanya yang kena sakit kritis. Dan ini FAKTA 100% !!! 98% orang tidak siap uang untuk biaya Sakit Kritis.
Pertanyaannya kalau besok Dokter minta ke kita untuk siapkan Uang Minimal 1Milyar untuk biaya Pengobatan Sakit Kritis.
Apakah kita siap?
Apakah saya siap?
Sekarang pengobatan semakin mahal untuk sakit kritis dan juga biaya hidup keluarga waktu ortu atau si pencari nafkah kena sakit kritis akan stop income. Rata-rata masa recovery terhadap seseorang yang kena penyakit kritis yang panjang umur (stroke, serangan jantung, kanker, gagal ginjal) memakan waktu 5th. Dan disinilah banyak pengeluaran/biaya-biaya yang sangat mahal. Apalagi kalau income stop gara-gara sakit. Bisa jadi bencana keuangan buat keluarga.Lebih menyedihkan bukan?
Disinilah kita sebagai agen asuransi yang peduli kepada sahabat-sahabat dan keluarga-keluarga kita bisa memberikan edukasi ini dengan baik dan benar. Seorang agenpun perlu pelatihan yang intensive agar dapat memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Jadi lebih mudah dan lebih ringan buat seorang agen mengedukasi pada saat dia sudah mahir caranya. Dibutuhkan jam terbang untuk menjadi mahir dalam hal ini.
Jika kita sudah sharing tapi mereka belom paham juga atau bahkan tidak mau punya proteksi yang cukup buat keluarganya, itu sudah bukan menjadi beban dan tanggung jawab kita lagi.
Tugas kita hanya memberikan pesan sebagai massanger yang peduli dan tulus terhadap kebutuhan masyarakat secara financial yang mereka belum pahami. Sebagai bentuk kepedulian kita kepada masyarakat sekitar, agen di Indonesia dibayar mahal oleh perusahaan asuransi itu. Komisi adalah sebagai akibat saja dari yang sudah kita lakukan.
kontributor : Risa E. Gozali