Saya ingin menceritakan pengalaman saya dengan sahabat kecil saya. Kami bertemu di awal tahun 2017, setelah lebih dari 20 tahun tidak berjumpa. Beliau nampak ceria, dan kami saling bercerita tentang kehidupan kami layaknya sahabat lama. 
Sahabat saya bercerita bahwa suaminya, menderita kanker Leukimia. Setahun sang suami survive, dirawat di rumah sakit di Malaysia. Perjuangan sebagai istri, secara lahir batin diuji.
Sahabat saya merasakan, beberapa bulan sejak suaminya di diagnosa Leukimia, pendapatan bulanan dari kantor suami, berkurang drastis. Kebijakan perusahaan tak bisa menahan status karyawan apabila tidak bisa bekerja dalam waktu lama tertentu.  Sulit dibayangkan, seorang istri merasakan income suami yang berkurang lebih dari 50%-80% berangsur-angsur terjadi dalam setahun. Sementara biaya pengobatan harus siap setiap saat dokter atau rumah sakit minta. Tak hanya itu, biaya lain-lain seperti apartemen untuk keluarga yang menunggu suami di Malaysia selama dalam perawatan,  biaya transport PP Jakarta – Malaysia setiap weekend untuk sahabat saya. 
Beruntung sahabat saya seorang PNS, yang aktif dan cerdas di kantornya. Setahun itu secara tak terduga banyak proyek yang bisa dikerjakannya. Sampai suatu titik, dokter menyarankan transplantasi organ. Biayanya begitu besar. Sahabat saya memutuskan menjual rumah mereka. Saat rumah berhasil dijual, ternyata nasib berkata lain. Sang suami dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Suami tercinta pergi meninggalkan sahabat saya dan seorang putra mereka tercinta.
Keseluruhan kisah hidup ini, mengubah pribadi sahabat saya. Ia menjadi single mom yang mandiri mengurus putranya, berusaha menambah Incomenya dengan berbisnis di luar kantor. Bisnis apa saja yang halal dan tak mengganggu jam kerja dilakoninya.
Hingga saat kami bertemu… Saya menjadi seorang sahabat. Yang mau mendengar kisah hidupnya.  Setelah beberapa kali pertemuan, barulah saya menceritakan tentang Income Proteksi Allianz.
Bila suami terkena kanker, apa kita kebal? Bisa juga resiko penyakit kritis? Kapan terjadinya ada yang tahu. Kalau kena resiko penyakit kritis lalu anak bagaimana? Apa anak juga harus menanggung beban finansial, menjadi mesin ATM saat orangtua sakit?  Kalau kena resiko penyakit kritis seperti yang dialami oleh sahabat saya,, mau dikasih berapa oleh Allianz? 500juta, 1 milyard, 2 Milyard?
Sadar akan hal ini, sahabat saya mengambil proteksi Income dari saya. Karena beliau percaya dan butuh. Saya bersyukur sahabat saya diproteksi oleh Allianz. Dan saya sharing tentang konsep bisnisnya bersama Gemah Ripah mitra bisnis Allianz.  Beliau suka, dan sekarang pun bergabung dalam tim Gemah Ripah Group. Puji syukur…
Ada satu kesamaan pada kami berdua.. Kami sama-sama sadar sehat. Sesekali kami melakukan yoga, meditasi atau pilates bersama. Karena kami sadar tubuh perlu dijaga dan perlu dirawat. Sadar sehat dan sadar asuransi perlu berjalan beriringan dalam hidup.
Kontribusi : Desie A. Sari
Ingin memiliki proteksi income? Kami siap membantu Anda.
Ingin join Gemah Ripah agar dapat menolong sesama memiliki proteksi? Mari Makmur Sejahtera Bersama Gemah Ripah.