Fakta :
Data pemilikan asuransi jiwa di beberapa negara Asia : Penduduk Jepang 600%, Singapore 300%, Malaysia 40%, Indonesia 3%.
Kesadaran memiliki asuransi di Jepang sangat tinggi. Tiap 1 penduduk memiliki 6 polis. Ini diluar asuransi kesehatan pemerintah.
Penduduk Jepang memulai saat negaranya pada Perang Dunia II luluh lantak terkena bom atom (Hiroshima dan Nagasaki). Yang hidup saat itu bersepakat untuk tidak mewariskan kemiskinan. Mereka yang selamat membeli asuransi jiwa. Dari warisan dana asuransi jiwa inilah generasi kedua membeli asuransi dan sejak itu dimulailah budaya travelling. Dapat kita lihat hampir di semua airport diberbagai negara terdapat khusus concierge Jepang. Jepang menjadi turis aktif dan terbanyak jalan-jalan ke seluruh dunia. Memiliki asuransi dan berlanjut terus tiap generasi ke generasi berikutnya, sehingga saat ini rata-rata 1 warga Jepang memiliki 6 asuransi.
Silahkan lihat kenyataan antara Jepang dan Indonesia, mana yang negara maju dan makmur??
Data WHO : 67% kematian di dunia disebabkan Penyakit Kritis.
Data Indonesia : 85% kematian disebabkan Penyakit Kritis.
Fakta : 98% orang tidak mempunyai uang cash dalam jumlah banyak dan mengalami kebangkrutan ekonomi saat terkena Penyakit Kritis.
Sebagai anak muda, kita bisa melihat banyak orang terkenal terkena penyakit kritis di usia muda. Adjie Massaid yang nampak sehat bugar mendadak terkena serangan jantung. Olga dirawat berbulan-bulan di Singapore karena berbagai penyakit berat. Jupe terkena kanker di usia awal tiga puluhan. Komika muda Dodit (usia masih 20an th) terkena serangan jantung. 
Bila mereka bisa terkena penyakit kritis, apakah kita yang muda kebal? Tidak tahu kan? Kita bukan dewa. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi setahun di depan, apalagi 10 tahun di depan. 
Lihat pada keluarga kita, atau keluarga besar kita. Karena besarnya resiko penyakit kritis, maka dalam tiap keluarga Indonesia, pasti ada yang terkena penyakit kritis. Bisa kakek, bisa nenek, bisa bapak, bisa ibu, bisa kakak, bisa tante, bisa paman, bisa adik, bisa diri sendiri. Tak ada yang tahu. Tak ada yang kebal. Yang kena bisa muda atau tua.
Menciptakan kesadaran berasuransi pada generasi muda Indonesia adalah penting. Pada saat anak-anak muda di Indonesia banyak yang berasuransi, atau angka penduduk Indonesia yang berasuransi meningkat, maka dipastikan tingkat ekonomi bangsapun meningkat. 
Anak-anak muda dapat melangkah menggapai impian-impiannya dengan pasti, tanpa khawatir. Saat terjadi resiko dalam hidup, sudah ada asuransi yang mengalihkan resiko finansialnya. Sehingga sebagai anak muda, menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Dipastikan mereka tidak merepotkan orang tua dan keluarga. Berasuransi yang dimulai dari diri sendiri. Maka kita mewariskan kemakmuran kepada generasi penerus. 
Yuk, kita ciptakan budaya berasuransi sejak muda, saat ini. Menjadi pribadi mandiri dan bertanggung jawab. 
Mau memiliki proteksi Allianz
Tertarik join Tim YOLO (Young Leaders of Tomorrow) Gemah Ripah
Kontributor : Desie A. Sari