Saya ingin membagikan kisah yang saya alami sendiri. Pada usia 25 tahun saya sudah mengenal asuransi. Karena dorongan seorang tante terdekat yang kebetulan bekerja di bank, saya membeli asuransi jiwa dan kesehatan seharga Rp 250 ribu per bulan di salah satu perusahan asuransi yang terkenal. Asuransi ini memberikan perlindungan biaya perawatan rumah sakit, santunan sakit kritis, dan asuransi jiwa.

Selang 3 tahun saya merasa asuransi ini tidak ada gunanya, hanya membuang-buang uang. Padahal saat itu saya sudah pernah merasakan satu kali klaim perawatan di rumah sakit. Saat itu saya berpikir perlindungan sakit kritis yang dijanjikan perusahaan asuransi adalah hal yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan saya. Singkat cerita saya memutuskan untuk berhenti membayar asuransi tersebut.

Pada usia 35 tahun, saya mulai jatuh sakit. Mulai dari diabetes dan hipertensi. Tiga tahun kemudian saya didiagnosa sakit autoimun (MCTD, Sjogren Syndrom, APS, dan Spondiliarthritis). Lalu pada awal tahun 2021 dimana usia saya baru 42 tahun, tiba-tiba terkena serangan jantung dan stroke. Walau sudah dipasang ring jantung, serangan jantung datang berulang dan ada beberapa kegawatan kondisi medis yang tidak mungkin saya hindari.

Kondisi ini membuat saya harus menjalani proses pengobatan yang panjang dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jumlahnya ratusan juta rupiah. Mengandalkan gaji sebagai karyawan rasanya tidak mungkin. Alhasil, terpaksa harus meminjam uang dari perusahaan dan bank. Kondisi fisik yang semakin menurun, saya juga tidak lagi bisa terlalu produktif dalam bekerja. Bahkan terancam dipecat oleh perusahaan karena terlalu sering ijin untuk berobat.

Penyesalan itu selalu datang di belakang. Andai saja saya mempertahankan asuransi yang saya miliki tentu kondisinya akan jauh lebih baik. Saya tidak harus mengandalkan BPJS saja dimana pelayanan kesehatan yang diberikan sangat terbatas. Saya tidak bisa mengharapkan kenyamanan dalam pengobatan. Jika memiliki asuransi, tentu saya bisa mendapatkan pelayanan pengobatan yang lebih baik dan maksimal. Rasanya mau menangis karena menyesal. Jika saya memiliki perlindungan penyakit kritis tentu saya juga tidak harus bertahan mati-matian untuk mendapatkan penghasilan.

Saya tidak ingin orang lain, terutama keluarga dan teman-teman saya mengalami hal seperti yang saya alami. Ini adalah salah satu alasan mengapa saya ingin menjadi Agen asuransi Allianz. Saya ingin mereka mendapatkan perlindungan. Selain itu, dengan menjadi Agen asuransi saya juga ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan cara kerja yang lebih cerdas. Saya ingin pekerjaan yang saya lakukan dengan kondisi tubuh terbatas bisa bermanfaat untuk diri saya sendiri dan juga banyak orang.

Harapan saya, agar kisah nyata ini bisa menjadi pertimbangan anda segera memproteksi diri dan keluarga dengan asuransi.

 

“Hidup bunga Teratai sangat singkat, mengingatkan bahwa hidup kita di dunia hanya sesaat. Jangan sia-sia kan dan pilih langkah terbaik agar hidup ini dipenuhi dengan keindahan, bukan dengan kesulitan “

 

 

Kontributor : Francisca Xaveriana