Alam semesta memiliki hukum-hukum kehidupan yang mengajarkan manusia untuk bisa melakukan perubahan demi perubahan dalam hidupnya. Untuk itu kita perlu mematuhi hukum alam semesta ini agar apa yang dimaksud dengan kontemplasi diri menjadi lebih dipahami dan dapat dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian juga kaitannya Dengan Hari Raya Nyepi tidak terlepas dari makna dan Hakikat dari Kontemplasi ke dalam diri sendiri. Hukum sebab dan akibat adalah merupakan sistim keseimbangan hubungan alam semesta dan manusia, agar manusia dapat memahami tentang nilai-nilai kesadaran dalam kehidupan. Hukum memberi dan menerima merupakan sistim keselarasan alam semesta dan manusia dalam kehidupan, agar manusia tidak menjadi serakah dan mementingkan dirinya sendiri.
Keharmonisan dapat terwujud Jika hukum keseimbangan dan keselarasan berjalan dengan penuh keteraturan dalam kehidupan manusia yang sadar akan hubungan dirinya dengan alam semesta.
Nyepi dalam makna yang sesungguhnya adalah introspeksi dan koreksi dalam kontemplasi ke dalam diri agar dapat memelihara serta membangun kehidupan yang seimbang, selaras dan harmoni. Dalam hakikat spiritual Nyepi bukan hanya sekedar perayaan bagi umat Hindu saja, tapi bagi umat manusia, jika memahami dirinya tidak lepas dari keterhubungan dengan segala sesuatunya dalam kehidupan ini.
Pada akhirnya manusia akan bertanya juga ke dirinya sendiri tentang berbagai hal yang terjadi dalam kehidupannya, dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan dan interaksi sosial yang dia hadapi sehari-hari. Apapun lintasan peristiwa yang terjadi pada diri seseorang, dipastikan dia akan melibatkan pikiran dan perasaannya. Maka dari berbagai peristiwa itulah kita akan bertanya…, semakin banyak pertanyaan yang muncul dan kadang sulit untuk mendapatkan jawaban yang bisa menjadi solusi dalam kehidupannya. Jika terus bertanya, maka akan terjadi perenungan untuk mencari jawaban ke dalam dirinya sendiri, inilah proses introspeksi diri yang berkelanjutan menjadi kontemplasi kedalam diri masing2.
Kontemplasi bisa ditempuh dengan berbagai cara. Bisa melalui Dzikir, Tafakur atau Meditasi. Namun kontemplasi ke dalam diri memerlukan kejujuran dan ketulusan untuk bisa menerima apa yang sudah terjadi dan yang sudah kita alami yang patut di syukuri. Rasa bersyukur dan penerimaan diri kita serta lingkungan di mana kita biasa beraktifitas adalah sebagai pondasi dasar dari kontemplasi.
Kontemplasi diri juga dapat digunakan untuk membangkitkan semangat disaat kita terpuruk dan sedang kehilangan arah untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya kita inginkan. Pentingnya untuk memiliki roadmap dan planning untuk tujuan apapun dari diri kita sendiri, agar kita tidak kehilangan arah dalam melangkah dan mengambil keputusan. Kebosanan dan kegelisahan adalah sebagai tanda atau alarm diri kita sendiri agar kita melakukan koreksi dan introspeksi diri. Awalnya koreksi dulu apa yang kita pikirkan, lalu beranjak untuk ke introspeksi apakah perbuatan kita membawa kebaikan atau bagi diri Kita dan orang lain atau sebaiknya. Kemudian mulai melakukan perenungan, apa yang terbaik yang harus di rubah dalam sikap, pikiran dan tindakan yang mempengaruhi perasaan kita sendiri.
Setelah semua kita lalui dan mau menerima perubahan demi perubahan, barulah kita menciptakan hal yang baru. Disinilah peran pikiran sebagai data cipta. Menciptakan hal yang baru untuk membangun kesadaran diri yang lebih tinggi agar kembali menemukan arah yang jelas dan terukur untuk mencapai tujuan dalam hidup. Maka tinggalkan kebiasaan buruk lama, pertahankan kebiasaan baik baru dan yang lebih utama adalah menciptakan kebiasaan baik yang baru. Inilah perlunya kontemplasi kedalam diri.
Makna kontemplasi adalah meningkatkan kesadaran seseorang akan nilai dirinya sendiri agar dapat menemukan kesadaran diri sejati yang mampu mengisi kehidupan serta bermanfaat bukan hanya bagi dirinya, tapi juga untuk orang lain, lingkungan.
Pada akhirnya kita semua akan sampai pada kesadaran yang hakiki akan hubungan diri ini dengan sesama manusia, mahkluk hidup lainnya adalah satu dalam kesatuan tali hidup di alam semesta ini.
Kontributor: Shangkala Tenang Puteri (https://www.instagram.com/shangkala_gemahripah/)
Dalam, terima kasih utk ulasannya bu Sangkala. Belajar lebih mengenal diri sendiri (self awareness) dan semakin bersyukur atas nikmat dan anugerah yg diberikan.
Dalam hukum fisika ada satu indikator yg disebut dengan entropi, pada akhirnya seiring dengan waktu ketidakteraturan akan terjadi, sebagai contoh buah apel akan bisa busuk, kulit kita akan akhirnya keriput dan pada waktunya akan kembali kepada sang Pencipta. Harapannya dengan malakukan kontemplasi kita bisa menjadi lebih harmonis dengan sesama, makluk ciptaan Tuhan lainnya, alam semesta, sehingga bisa lebih bijaksana dalam berpikir, berkata dan berprilaku. Karena aku adalah kamu dan kamu adalah akuk (Tat Twam Asi).
Salam Rahayu dan bahagia utk kita semua. Om Swaha🙏🏻🥰