Hari Diabetes Sedunia diperingati setiap 14 November dan merupakan kampanye sebagai bentuk kesadaran global terhadap penyakit diabetes mellitus. Kegiatan ini diprakarsai oleh Federasi Diabetes International (IDF). Setiap tahunnya, kegiatan ini memiliki tema yang berkaitan dengan diabetes, penyakit tidak menular yang dapat dicegah dan diobati.
Indonesia di tahun 2017 tercatat telah menempati posisi ke enam sebagai negara dengan pederita diabetes tertinggi di dunia. Tentunya hal ini cukup membuat kita waspada mengingat gaya hidup masyarakat saat ini cenderung bergeser kearah yang kurang sehat. Tak kalah menjadi perhatian kita, meningkatnya biaya perawatan Rumah Sakit yang kian mahal.
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Namun glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika tidak dikontrol dengan baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi 2 jenis. Tipe 1 (diabetes autoimun) adalah diabetes yang ditandai oleh kurangnya produksi insulin. Hal ini terjadi karena system kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Sementara disimpulkan oleh para ahli karena faktor genetik dan lingkungan dari penderita.
Tipe 2 merupakan jenis yang lebih sering terjadi. Tipe ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik. Tipe ini masih berpotensi untuk dicegah dan diobati, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik, menjaga pola makanan sehat, olah raga, diet sehat dengan pengawasan dokter ahli.
Selain kedua tipe diatas, ada jenis diabetes pada ibu hamil. Diabetes pada kehamilan timbul karena perubahan hormon dan biasanya gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Diabetes mellitus dianggap sebagai penyakit yang kerap mengundang datangnya penyakit lain. Sejumlah komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal kronis, gangguan penglihatan, depresi, demensia, luka dan infeksi pada kaki yang susah disembuhkan dsb. Ragam komplikasi yang disebabkan penyakit diabetes inilah yang membuat penderitanya seringkali memiliki keterbatasan dalam mendapatkan perlindungan jiwa dan kesehatan.
Jadi, bagaimana dengan penderita diabetes yang ingin membeli polis asuransi ? Secara umum pederita diabetes sulit untuk diterima oleh asuransi, tapi bukan berarti tidak mungkin. Penderita diabetes akan melewati serangkaian investigasi dan proses yang lebih mendalam dari seleksi underwriting sebagai pihak yang berwenang. Berdasarkan dari hasil seleksi dan catatan medis lainnya akan dapat diputuskan apakah pengajuan asuransi nasabah dapat diterima dengan catatan khusus, ditangguhkan atau bahkan ditolak.
Tetapi bagi nasabah yang telah memiliki polis sebelum didiagnosa menderita diabetes militus, serta memenuhi ketentuan yang tertera dalam buku polis, tentu saja akan di cover.
Memilih perusahaan asuransi yang terpercaya dan transparan dalam memberikan penjelasan akan manfaat yang akan diterima, adalah hal penting yang perlu kita perhatikan. Dari sisi nasabah pun harus jujur mengungkapkan kondisi penyakit yang sudah diderita. Pahami dan mengerti setiap kebijakan, keputusan dan ketentuan yang telah disepakati agar dikemudian hari tidak merasa terjebak hanya karena kesalahpahaman sejak awal.
Terlepas dari dapat diterima atau tidak seorang penderita diabetes memiliki asuransi, yang terpenting adalah pencegahan dengan kesadaran dalam menjaga pola hidup sehat dengan mengatur frekuensi dan menu makanan yang sehat, menjaga berat badan ideal, olah raga teratur, serta rutin melakukan pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun.
Bila ingin hidup aman dan nyaman, lindungi dirimu dan keluarga sedini mungkin saat kondisi masih sehat dengan berasuransi. Ingat, belilah asuransi saat kita tidak membutuhkan, karena semua akan terlambat jika kita beli di saat membutuhkan, perusahaan asuransi tidak bisa menerima kita.
Lebih baik satu tahun lebih cepat dari pada terlambat satu hari…
Kontributor Ana Antarisa
@anaantarisa
Recent Comments