Tidak seorang pun bercita-cita menjadi agen asuransi, walau dirinya sadar asuransi sekalipun. Tak terkecuali saya. Sampai suatu hari pikiran saya terbuka, bahwa asuransi jiwa sangat diperlukan jika kelak Tuhan memanggil kita & secara financial anak-anak belum mandiri. 
Saat itu saya jadi berpikir, mengambil asuransi tidak bisa iseng atau asal punya. Harus dihitung dengan baik berapa yang diperlukan oleh anak-anak kita sebagai pengganti income sang pencari nafkah jika seorang pencari nafkah meninggal dunia, tentu saja juga disesuaikan dengan kemampuan kita membayar preminya.
Pertengahan tahun 2013 saya bergabung karena ingin punya uang pertanggungan (UP) 1 milyar untuk warisan dan 1 milyar untuk biaya hidup apabila terjadi sakit kritis sebelum RIP. Suka tidak suka, 80% orang mengalami sakit kritis sebelum meninggal. Masalahnya saya tidak punya uang yang cukup untuk membayar preminya. Maka saya putuskan menjadi agen karena komisinya lumayan bisa untuk membayar premi.
Tapi siapa sangka, suatu hari karyawan suami saya meninggal karena kecelakaan, tepat sehari sebelum beliau tanda tangan kontrak sebagai nasabah. Saya tidak bisa membawa uang 150 juta pada keluarganya, seperti yang tertera dalam proposal. Jangankan 150 juta, 10 persennya saja saya tidak sanggup memberikan!
Sejak saat itu saya memandang profesi sebagai agen asuransi dengan kacamata berbeda. Berapa sih komisi agen dari satu orang nasabah tiap bulannya? Sedangkan berapa ratus juta atau milyar yang nasabah bisa dapatkan manfaatnya jika terjadi sakit kritis, cacat atau meninggal? 
Itulah yang menjadikan saya Premier di tahun 2013. Premier dan MDRT 2014. Champion & MDRT 2015, sekaligus menjadi seorang Senior Business Partner. Dan tahun 2016 banyak sekali saya mendapat kesempatan mengikuti seminar gratis dari Allianz, reward perjalanan, dan akhirnya MDiT. 
Kesuksesan dan kekayaan itu relatif. Ada orang yang bahagia dengan income 10 juta per bulan, sebaliknya ada yang merasa kurang dengan income 100 juta per bulan. Tapi sungguh saya berbahagia dari setiap rupiah yang saya terima, karena itu mengingatkan saya bahwa seseorang sedang menyelamatkan keluarganya dari resiko kebangkrutan karena sakit kritis atau meninggal. Lebih dari itu, agen-agen dalam team saya juga berarti sedang menapaki jenjang kesuksesannya, karena prinsip bisnis ini adalah : membantu orang lain untuk sukses, maka kita akan sukses.
Tuhan maha baik, telah mengirimkan kakak saya dan mas Tony Supriyanto di tahun 2013. Juga mengirimkan leader-leader yang penuh perhatian seperti ibu Fenty, ibu Henny, dan bapak ibu leader lain yang sungguh mensupport saya. 
Dan di bisnis ini pula, saya dipertemukan dengan seorang leader yang menjadi mentor sekaligus kakak bagi saya, yang dengan tulus tanpa henti mendidik, mengkritik, mendorong, menggembleng, dan mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya untuk kebaikan saya, baik secara personal maupun sebagai profesional. Terimakasih tetehku Risa Elga Gozali.
Juga special thanks untuk tiga jagoanku…, Jo, Zie & Rey, yang doanya selalu menyertaiku beserta Tuhan Semesta Alam. Everything will be ok at the end, if it’s not ok…,it’s not the end.
Fitri Wirantie (Nien)
MDRT & MDIT
Allianz Life Indonesia &
Gemah Ripah Group Agency