Pernahkah kita dengar seorang anak berceloteh tentang cita-citanya? Ada yang mau jadi dokter, astronot, guru, pastor, pilot, bahkan anak saya dulu pengen jadi supir truk tronton, kereeen katanya.
Belum pernah kita dengar seorang anak bercita-cita jadi agen asuransi. Kenapa? Karena profesi itu tidak pernah diperkenalkan oleh orang tuanya kepada mereka, walaupun di sekeliling kita banyak sekali agen asuransi. Bahkan di saat masyarakat sudah semakin banyak yang menyadari tentang pentingnya asuransi, tidak seorangpun bercita-cita menjadi agen asuransi.
Asuransi itu sangat dibutuhkan, tapi agennya dijauhi. Ironi kan? Banyak orang lebih suka membeli asuransi dari bank daripada melalui seorang agen independen. Apa yang salah dengan profesi satu ini? Sebegitu hinanyakah hingga dulu anak saya pun lebih suka membayangkan dirinya menjadi seorang supir truk daripada seorang agen asuransi.
Maka sebelum memutuskan menjadi agen profesional, mestinya kita berkaca, manakah bagian dari diri seorang agen asuransi yang membuat orang awam menjauh darinya, walaupun membutuhkan produknya. “Males banget dikejar-kejar”, kata teman saya. Padahal saat dia opname di RS, dia yang mengejar-ngejar agennya untuk mengurus klaim.
Adakah seorang marketing yang tidak mengejar-ngejar dan hanya berdiam diri menunggu seseorang yang tiba-tiba meneleponnya dan berkata, “halooo, boleh saya beli produk anda?”. Tentu saja ada, tapi marketing semacam ini hanya hidup dari gaji, dan sorry…,segitu-segitu ajaaahhh
Bagaimana dengan marketing yang tidak digaji, seperti agen asuransi? Ooooowww, mereka tidak pernah menunggu uangnya, tapi mereka mengejar uangnya. Maka akhirnya begitulah yang terjadi, masyarakat ngeriiii dikejar-kejar . Merasa seperti mau dirampok dan dipaksa ikhlas setelah dirampok. So…?
Bayangkanlah agen seperti apa yang kita inginkan jika kita ingin belajar tentang asuransi? Agen seperti apa yang kita harapkan jika kita ingin bertanya-tanya mengenai polis kita? Agen seperti apa yang kita dambakan untuk melayani seumur hidup kita?
Jika kita memulainya dari situ, maka orang dengan senang hati berdekatan dengan kita, tanpa takut dikejar-kejar, apalagi “dirampok”.
Sampai akhirnya…”Kalau besar mau jadi apa nak?”
“Agen Alliaaaannnnnzzzzzzzzzzz!!!

Keterangan gambar : Team Gemah Ripah Semarang dipimpin Nien di Allianz Semarang


Kontributor: Nien Fitri Wirantie – Group Business Partnes – MDRT Member.